SIAPAKAH YANG PALING BENAR?
Sering sekali terjadi perdebatan tentang suatu topik yang tidak ada ujung pangkalnya, masing-masing mengaku paling benar dengan pendapatnya dan paling sempurna. Suatu contoh topik tenaga dalam, mistik, Klenik, dan beberapa ritual keagamaan tertentu dan masih banyak lainnya. Mengapa hal seperti ini masih sering terjadi???
Keakuan atau superioritas yang muncul dari masing-masing orang merupakan salah satu penyebab paling dasar dari perdebatan. Yang paling parah adalah dengan kemenangan dalam debat membuat merasa paling benar dan paling sempurna. Sadar ataupun tidak ke-aku-an merupakan bentuk kesombongan. Lalu siapakah yang paling benar?
Setelah merenung dan berfikir dengan hati saya memiliki pengertian sederhana tentang sebuah kebenaran tanpa harus diakui sebenarnya memang benar atau salah karena kembali lagi ini adalah pengertian kebenaran menurut saya pribadi. “Jika sobat semua saya tunjukkan sebuah kolam kecil yang airnya jernih kelihatan bebatuan didasarnya dengan ikan-ikan yang menari indah. Percayakah sobat jika saya katakan bahwa kolam kecil itu sangat dalam sekali.... Tentu sobat semua tak akan percaya bahwa kolam kecil tersebut sangat dalam, hal ini tentu dengan beberapa fakta logis tentang kolam tersebut. Akan tetapi mengapa saya bilang kolam kecil itu sangat dalam sekali??? Karena saya pernah menyelam kedasar kolam tersebut dan memang sangat dalam sekali.“ Jika diantara sobat semua memang ingin tahu sebenarnya kolam kecil itu dangkal ataupun sangat dalam sekali jalan satu-satunya adalah dengan turun ke kolam kecil tersebut dan menyelaminya. Dari sedikit ilustrasi diatas tentunya sobat semua bisa memberikan kesimpulannya.
Dalam melihat tiang yang sama setiap orang akan memberikan penilaian yang berbeda jika ditanya tentang tiang tersebut. Mengapa demikian?? Karena perbedaan sudut pandang masing-masing orang, inilah yang membuat persoalan yang sebenarnya tidak ruwet menjadi ruwet karena mereka saling memaksakan apa yang nampak bagi mereka sebagai kebenaran.
Jika direnungkan dengan hati yang bersih kita akan menyadari bahwa sebenarnya yang paling benar adalah Tuhan Semesta Alam, sedikit saja kita manusia manusia merasa benar itu adalah bentuk kesombongan, sebaik apapun amal ibadah kita dengan kesombongan yang kecil dalam hati akan sia-sia semuanya, dengan kesombongan berarti kita merasa sempurna, merasa paling dari yang lain, dan yang paling berbahaya merasa setara dengan Yang Maha Sempurna. Wallahu a’lam.
“Ada persoalan yang harus dilogika dengan akal fikiran dan ada persoalan yang harus dilogika dengan Iman”