Definisi Singkatan Formulasi Pestisida

14.37

Seberapa pentingkah arti dan makna singkatan formulasi pestisida bagi sobat tani? Banyak yang bilang tidak penting dan tidak peduli dengan hal ini. Padahal dalam ilmu kimia formulasi pestisida itu sangat penting terutama untuk proses pencampuran pestisida dalam aplikasi yang melibatkan beberapa pestisida sekaligus. Jika tidak tepat tahapan dalam mencampur pestisida akan mengakibatkan pengumpalan dan susah larut dalam air.

Aerosol, A.
Penyemprot nyamuk, penyemprot lipas, penyemprot rambut, pembersih kursi, pembersih kaca, penyemprot wangi-wangian adalah bentuk formulasi aerosol. Formulasi aerosol hanya efektif untuk serangga terbang atau merayap dengan pengaruh residu yang rendah. Bahan aktif insektisida ini harus larut dan  mudah  menguap  dengan  ukuran  butiran  kurang  10  μm  sehingga  mudah terhisap manusia waktu bernafas. Oleh karena itu bernafas saat penyemprotan tidak dianjurkan.

Emulsi pekat (emulsible atau emulsifiable concentrates, EC.).
Adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air. Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen (sabun) yang menyebabkan penyebaran butir- butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air pengencer. Emulsi pekat dibuat dalam dua sediaan, yaitu kepekatan rendah (1-10% bahan aktif), dan kepekatan tinggi (10-80% bahan aktif). Secara tradisional insektisida digunakan dengan cara penyemprotan bahan racun yang diencerkan dalam air, minyak, suspensi air, dusting, dan butiran. Penyemprotan merupakan cara yang paling umum, mencakup 75% dari seluruh pemakaian insektisida, yang sebagian besar berasal dari formulasi EC ini. Bila partikel air diencerkan dalam minyak (kebalikan dari emulsi) maka hal ini disebut emulsi invert. EC yang telah diencerkan dan diaduk hendaknya tidak mengandung gumpalan atau endapan setelah 24 jam.

Larutan pekat (Aquaeous Solution, AS atau Aquaeous Concentrate, AC.).
AS dan AC mmerupakan larutan pekat yang dapat dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasikan dalam bentuk AS dan AC umumnya berupa pestisida berbahan aktif dalam bentuk garam yang memiliki kelarutan tinggi di dalam air.

Pekatan cair (Soluble Liquid, SL)
SL merupakan pekatan cair yang jika dicampur air pekatan tersebut membentuk larutan.

Konsentrasi pekat (Flowable, F atau Flowable in Water, FW).
Formulasi F dan FW berbentuk konsentrasi cair yang sangat pekat (mendekati pasta tapi masih dapat mengalir jika dituang) jika dicampur dengan air akan membentuk suspensi.

Volume  ultra  rendah (Ultra low volume, ULV)
Formulasi khusus untuk penyemprotan dengan volume sangat rendah, yaitu volume semprot antara 1-5 l/ha. ULV merupakan formulasi siap guna yang tidak harus dicampur lagi. Formulasi ULV umumnya berbasis minyak karena dengan volume ultra rendah butiran semprot harus sangat halus sebab butiran berbasis air yang sangat halus akan mudah menguap (kering).

Micro-encapsulation, CS
Bentuk formulasi relatif baru, yaitu partikel pestisida (padat maupun cair) dimasukkan ke dalam kapsul mikro yang larut ke dalam air. Kapsul mikro tersebut disuspensikan dalam air dan diaplikasikan dengan cara disemprotkan.

Suspensi
Beberapa bahan aktif pestisida hanya larut pada pelarut organik tertentu. Untuk mengatasi hal ini bahan murninya harus dicampur dengan serbuk tertentu dan sedikit air  sehingga terbentuk campuran pestisida dengan serbuk halus yang basah. Campuran ini dapat bercampur rata jika dilarutkan di dalam air sebelum disemprotkan.

Wettable Powder, WP.
Bentuk formulasi klasik yang banyak digunakan. WP merupakan sediaan bentuk tepung dengan kadar bahan aktif relatif tinggi (50- 80%) yang jika dicampur air membentuk suspensi. Pada serbuk basah mengandung 50-75%  tanah  liat  atau  bedak  sehingga  formulasinya  cepat  tenggelam  ketika dicampur  air  dan  mengendap,  oleh  karena  itu  senantiasa  diaduk  pada  saat digunakan.

Soluble Powder, SP
Formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur dengan air akan membentuk larutan homogen. Digunakan dengan cara penyemprotan.

Butiran (Granule, G).
Formulasi ini merupakan butiran siap guna dengan konsentrasi relatif rendah (sekitar 2-45%). Ukuran butiran sekitar 0,7-1 mm. Aplikasi sediaan ini dengan cara ditaburkan di lapangan baik dengan tangan atau dengan mesin penabur. Sediaan ini digunakan untuk mengendalikan OPT yang terdapat di permukaan tanah atau di dalam tanah.

Butiran Larut (Soluble Granule, SG).
Formulasi ini harus diencerkan dalam air sebelum digunakan dan digunakan dengan cara disemprotkan. Formulasi SG jika diencerkan membentuk larutan yang homogen.

Water  Dispersible  Granule  (WG  atau  WDG). 
Formulasi  WG  atau WDG berbentuk butiran, mirip G, namun penggunaanya WG/WDG harus diencerkan terlebih dahulu dengan air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

Tepung hembus (Dust, D)
Formulasi siap guna yang tidak perlu dicampur lagi. Berbentuk tepung dengan ukuran partikel 10-30 mikron dengan konsentrasi rendah (sekitar 2%) digunakan dengan cara dihembuskan (dusting) dan bukan  dengan  penyemprotan. Contoh  paling  sederhana dari  dust  yang  tidak  di “encerkan” adalah tepung belerang yang digunakan untuk menekan  hampir semua populasi serangga. Rayap  Cryptotermes dapat  dikendalikan populasinya dengan dusting.

Umpan (Bait, B) atau Ready Mix Bait (RB atau RMB).
Merupakan bentuk sediaan yang banyak digunakan dalam formulasi rodentisida untuk mengendalikan binatang besar (tikus, babi hutan, tupai). Formulasi RB/RMB siap guna (telah dicampur dengan pakan) sedangkan formulasi B harus dicampur sendiri oleh penggunanya misalnya dengan beras.


Secara ringkas nama formulasi dan singkatannya adalah sebagai berikut:

 A    = Aerosol    M Aerosol, A. 
Penyemprot nyamuk, penyemprot lipas, penyemprot rambut, pembersih kursi, pembersih kaca, penyemprot wangi-wangian adalah bentuk formulasi aerosol. Formulasi aerosol hanya efektif untuk serangga terbang atau merayap dengan pengaruh residu yang rendah. Bahan aktif insektisida ini harus larut dan  mudah  menguap  dengan  ukuran  butiran  kurang  10  μm  sehingga  mudah terhisap manusia waktu bernafas. Oleh karena itu bernafas saat penyemprotan tidak dianjurkan.

Emulsi pekat (emulsible atau emulsifiable concentrates, EC.). 
Adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air. Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen (sabun) yang menyebabkan penyebaran butir- butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air pengencer. Emulsi pekat dibuat dalam dua sediaan, yaitu kepekatan rendah (1-10% bahan aktif), dan kepekatan tinggi (10-80% bahan aktif). Secara tradisional insektisida digunakan dengan cara penyemprotan bahan racun yang diencerkan dalam air, minyak, suspensi air, dusting, dan butiran. Penyemprotan merupakan cara yang paling umum, mencakup 75% dari seluruh pemakaian insektisida, yang sebagian besar berasal dari formulasi EC ini. Bila partikel air diencerkan dalam minyak (kebalikan dari emulsi) maka hal ini disebut emulsi invert. EC yang telah diencerkan dan diaduk hendaknya tidak mengandung gumpalan atau endapan setelah 24 jam.

Larutan pekat (Aquaeous Solution, AS atau Aquaeous Concentrate, AC.). 
AS dan AC mmerupakan larutan pekat yang dapat dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasikan dalam bentuk AS dan AC umumnya berupa pestisida berbahan aktif dalam bentuk garam yang memiliki kelarutan tinggi di dalam air.

Pekatan cair (Soluble Liquid, SL). SL merupakan pekatan cair yang jika dicampur air pekatan tersebut membentuk larutan.

Konsentrasi pekat (Flowable, F atau Flowable in Water, FW). 
Formulasi F dan FW berbentuk konsentrasi cair yang sangat pekat (mendekati pasta tapi masih dapat mengalir jika dituang) jika dicampur dengan air akan membentuk suspensi.

Volume  ultra  rendah (Ultra low volume, ULV). 
Formulasi khusus untuk penyemprotan dengan volume sangat rendah, yaitu volume semprot antara 1-5 l/ha. ULV merupakan formulasi siap guna yang tidak harus dicampur lagi. Formulasi ULV umumnya berbasis minyak karena dengan volume ultra rendah butiran semprot harus sangat halus sebab butiran berbasis air yang sangat halus akan mudah menguap (kering).


Micro-encapsulation, CS. 
Bentuk formulasi relatif baru, yaitu partikel pestisida (padat maupun cair) dimasukkan ke dalam kapsul mikro yang larut ke dalam air. Kapsul mikro tersebut disuspensikan dalam air dan diaplikasikan dengan cara disemprotkan.


Suspensi. 
Beberapa bahan aktif pestisida hanya larut pada pelarut organik tertentu. Untuk mengatasi hal ini bahan murninya harus dicampur dengan serbuk tertentu dan sedikit air  sehingga terbentuk campuran pestisida dengan serbuk halus yang basah. Campuran ini dapat bercampur rata jika dilarutkan di dalam air sebelum disemprotkan.

Wettable Powder, WP. 
Bentuk formulasi klasik yang banyak digunakan. WP merupakan sediaan bentuk tepung dengan kadar bahan aktif relatif tinggi (50- 80%) yang jika dicampur air membentuk suspensi. Pada serbuk basah mengandung 50-75%  tanah  liat  atau  bedak  sehingga  formulasinya  cepat  tenggelam  ketika dicampur  air  dan  mengendap,  oleh  karena  itu  senantiasa  diaduk  pada  saat digunakan.

Soluble Powder, SP. 
Formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur dengan air akan membentuk larutan homogen. Digunakan dengan cara penyemprotan.

Butiran (Granule, G). 
Formulasi ini merupakan butiran siap guna dengan konsentrasi relatif rendah (sekitar 2-45%). Ukuran butiran sekitar 0,7-1 mm. Aplikasi sediaan ini dengan cara ditaburkan di lapangan baik dengan tangan atau dengan mesin penabur. Sediaan ini digunakan untuk mengendalikan OPT yang terdapat di permukaan tanah atau di dalam tanah.

Butiran Larut (Soluble Granule, SG). 
Formulasi ini harus diencerkan dalam air sebelum digunakan dan digunakan dengan cara disemprotkan. Formulasi SG jika diencerkan membentuk larutan yang homogen.

Water  Dispersible  Granule  (WG  atau  WDG). 
Formulasi  WG  atau WDG berbentuk butiran, mirip G, namun penggunaanya WG/WDG harus diencerkan terlebih dahulu dengan air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

Tepung hembus (Dust, D). 
Formulasi siap guna yang tidak perlu dicampur lagi. Berbentuk tepung dengan ukuran partikel 10-30 mikron dengan konsentrasi rendah (sekitar 2%) digunakan dengan cara dihembuskan (dusting) dan bukan  dengan  penyemprotan. Contoh  paling  sederhana dari  dust  yang  tidak  di “encerkan” adalah tepung belerang yang digunakan untuk menekan  hampir semua populasi serangga. Rayap  Cryptotermes dapat  dikendalikan populasinya dengan dusting.

Umpan (Bait, B) atau Ready Mix Bait (RB atau RMB). 
Merupakan bentuk sediaan yang banyak digunakan dalam formulasi rodentisida untuk mengendalikan binatang besar (tikus, babi hutan, tupai). Formulasi RB/RMB siap guna (telah dicampur dengan pakan) sedangkan formulasi B harus dicampur sendiri oleh penggunanya misalnya dengan beras.    

Demikianlah sedikit penjelasan tentang pengertian singkatan formulasi pestisida dan penggunaannya, semoga memberikan manfaat yang lebih bagi sobat tani semua....
Sumber: Pestisida di lingkungan pertanian-BPLP
Previous
Next Post »
JustForex